Ketua Umum Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI) Raja Sapta Oktohari
menilai, upah buruh tidak perlu naik, pasca kenaikan harga bahan bakar
minyak (BBM) bersubsidi ini.
Pasalnya, jika kenaikan gaji pekerja langsung terjadi, maka
berpotensi menimbulkan kontraksi yang efeknya tidak baik bagi
pertumbuhan ekonomi Indonesia.
Okto menyampaikan hal tersebut usai bertemu dengan Wakil Presiden
Boediono di Kantor Wakil Presiden, Rabu (26/6). "Saya kira jangan
terlalu terburu-buru melakuan penyesuaian-penyesuaian. Kalau semua
langsung melakukan penyesuaian-penyesuaian nanti akan terjadi kontraksi
terlalu cepat, dan ini tidak baik bagi pertumbuhan ekonomi Indonesia,"
ujar Okto.
Hipmi, imbuh Okto, mengapresiasi upaya pemerintah untuk
mengontrol kenaikan tarif angkutan umum pasca kenaikan harga BBM. Sebab,
perubahan tarif angkutan yang signifikan dapat berdampak buruh bagi
pengusaha dan pertumbuhan ekonomi. Kenaikan gaji, atau pun tarif
angkutan perlu melalui sejumlah tahapan.
Mengingat sebentar lagi akan memasuki bulan Ramadan, maka
otomatis kenaikan harga akan terjadi lagi. Karena itu, jika terjadi
kenaikan harga yang berturut-turut maka dampaknya cukup besar bagi
pertumbuhan ekonomi dan turut menyusahkan pengusaha.
Okto juga menilai, pernyataan Menteri Perindustrian M.S Hidayat
tentang perubahan gaji pada tahun depan sebesar 10 persen tidak bisa
dilakukan secara buru-buru tanpa perhitungan yang tepat. Sebab,
perubahan gaji buruh bisa menyusahkan pengusaha yang selama ini sudah
harus mengeluarkan biaya cukup besar.
Sumber